Palangka Raya (ANTARA News) - Organisasi kemasyarakatan (Ormas) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) merupakan gerakan perubahan atau merestorasi moralitas bangsa yang saat ini sedang dipertanyakan banyak pihak, kata Surya Paloh.

"Permasalah utama di bangsa ini adalah menyangkut moralitas. Kita sudah masuk pada proses demoralisasi," kata Ketua Dewan Pembina Dewan Pengurus Pusat (DPP) Nasdem itu di Palangka Raya, Minggu.

Kehadiran Ormas Nasdem dapat memberi implikasi tersendiri dengan tema restorasi Indonesia atau gerakan perubahan. Jadi, tema restorasi menjadi salah satu pilihan untuk membawa perubahan kehidupan bangsa di masa mendatang.

Tema ini membawa konsekuensi, spirit, semangat dan ruh yang ada pada diri anak bangsa untuk memperjuangkan gerakan perubahan yang harus terjadi di bumi Indonesia.

Selain itu, anak bangsa juga punya pilihan bukan penonton dan pengamat, melainkan menempatkan diri dan bersikap proaktif, pelaku membuat sejarah baru perjalanan Indonesia ke depan.

Anak bangsa juga disebut sebagai kaum pergerakan di Nasdem, dan kaum pergeakan itu adalah yang memiliki semangat dan kepedulian hati, ingin melihat Indonesia jauh lebih berarti, kokoh, hebat sesuai dengan amanah dan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan.

"Kita mengajak eleman bangsa dari berbagai komponen masyarakat. Kita butuh orang kaya, tetapi orang kaya yang mempunyai empati untuk melihat persoalan bangsanya sendiri dan berkontribusi arti kekayaan yang dimilikinya bagi mereka yang membutuhkan," ungkapnya.

Surya Paloh menambahkan, Nasdem juga mau melihat orang pintar semakin hebat dan bertambah. Kaum cendekiawan juga memiliki komitmen moralitas, bukan hanya sekedar mengeksploitasi kebodohan kaum papa dan orang bodoh di negeri ini.

Pada bagian lain Surya Paloh mengatakan, saat ini Indonesia berhadapan dengan kondisi yang hilang kepercayaan sebagai suatu bangsa, dan berani berdiri tegak lurus mengatakan kepada bangsa lain, "kami adalah suatu bangsa, bangsa Indonesia".

"Itulah yang menjadi misi Nasdem, untuk melakukan pergerakan perubahan restorasi Indonesia," kata Surya Paloh sambil menambahkan bahwa hal itu memberi sebuah konsekuensi tersendiri dan langkah ini tidak mungkin menyenangkan semua pihak.

Gerakan perubahan selalu berhadaan dengan status quo. Untuk itu, provinsi ini dapat menyatakan tidak melihat status quo di Kalteng, tetapi melihat senafas dan sejalannya terhadap pergerakan perubahan restorasi bersama Agustin Teras Narang.

"Rumah restorasi ini dapat memberi sesuatu yang berarti bagi masyarakat Kalteng. Inilah rumah kita bersama, rumah yang tidak memberi sekat dan dinding kepada siapapun anak bangsa, kelompok, golongan dan partai apapun," demikian Surya Paloh.
(T.KR-GR/S019)