Rabu, 04 Juli 2012

Banyak Anggota DPR Tersandung Korupsi, Bukti Parpol Gagal Bina Kadernya

Andri Haryanto - detikNews

Jakarta Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Juni 2012 lalu merilis DPR merupakan lembaga terkorup. Kasus-kasus yang menimpa anggota dewan seakan terus menghiasi pemberitaan media. Pola rekruitmen kader yang asal-asalan dituding sebagai penyebab buruknya moral anggota dewan. Baru-baru ini korupsi Alquran yang melibatkan anggota Komisi VIII dari Golkar Zulkarnaen Djabar.

"Korupsi yang melibatkan anggota dewan menandakan partai politik bukan lagi gagal membina kadernya, tapi karena partai tidak punya mekanisme rekruitmen kader yang baik," kata peneliti dari Masyarakat Transparansi Indonesia (Jamil Mubarok, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (3/7/2012).

Menurut Jamil, partai membiarkan kadernya berlomba untuk mencari banyak dukungan dari konstituennya tanpa memikirkan moral tiap kadernya itu sendiri.

"Yang penting orang bisa masuk dan mendukung, yang penting suara terbanyak," tegasnya.

Dengan kasus-kasus korupsi yang melibatkan anggota parpol, terlebih yang duduk di kursi wakil rakyat, kata Jamil, masyarakat akan berpikir ulang untuk menaruh kepercayaan kepada partai tersebut.

"Seharusnya kasus korupsi yang telah terjadi dijadikan pelajaran agar tidak terus terulang," terang Jamil.

Kehilangan kepercayaan dari masyarakat terhadap partai yang didukungnya, imbuh Jamil, tentu berdampak pada merosotnya suara dalam hajat demokrasi 2014 nanti. Namun dengan waktu setahun sebelum memasuki 2014, partai dapat memperbaiki pandangan negatif yang kadung merekat di mata masyarakat.

"Mau tidak mau partai harus turut aktif dalam pemberantasan korupsi, tidak ada lagi pelemahan KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi. Partai harus jadi yang terdepan dalam gerakan pemberantasan korupsi dan harus dibuktikan nyata," ujar Jamil.

Menilai kasus korupsi Alquran yang melibatkan Zulkarnaen Djabar, Jamil menyesalkan hal tersebut menjadi jalan mengeruk keuntungan pribadi seorang wakil rakyat.

"Ini kebangetan, mereka sudah tidak takut Tuhan, manusia apalagi. Menurut saya yang ada di benak mereka tiada Tuhan selain uang. Simbol agama yang dijunjung tinggi dan menurut kita sangat sakral, sangat mulia, ada peluang dikorupsi ya di korupsi juga," kata Jamil.

Sebelumnya, Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) melakukan survei di 163 kabupaten di 33 provinsi di Indonesia. Hasilnya adalah 47 persen responden menjawab DPR adalah lembaga yang paling korup di Indonesia. Kedua adalah kantor pajak (21,4 persen), lalu diikuti kepolisian (11,3 persen).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar